Serangan Membabibuta Israel ke Sekolah di Gaza Tewaskan 6 Staf UNRWA

Serangan Membabibuta Israel ke Sekolah di Gaza Tewaskan 6 Staf UNRWA

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 13 Sep 2024 05:01 WIB
A drone view shows a damaged UNRWA school, amid the ongoing conflict between Israel and the Palestinian Islamist group Hamas, in Gaza City, in this screengrab obtained from a social media video released on February 19, 2024. UNRWA/Handout via REUTERS  THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. NO RESALES. NO ARCHIVES.
Foto: Ilustrasi (UNRWA/Handout via REUTERS).
Jakarta -

Serangan udara Israel membabibuta sekolah di wilayah Gaza, Palestina. Serangan itu bahkan menewaskan enam staf badan pengungsi Palestina PBB atau UNRWA.

Dua serangan Israel ini terjadi pada hari Rabu (11/9) waktu setempat. UNRWA menyebut ini sebagai jumlah korban tewas tertinggi di antara stafnya dalam satu insiden.

"Di antara mereka yang tewas adalah manajer tempat penampungan UNRWA dan anggota tim lainnya yang memberikan bantuan kepada orang-orang terlantar," kata UNRWA dalam postingan di media sosial X, dilansir kantor berita Reuters dan Al Arabiya, Kamis (12/9/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

UNRWA mengatakan sekolah ini telah diserang sebanyak lima kali sejak perang terjadi. Sekolah ini menampung sekitar 12 ribu orang.

"Sekolah ini telah diserang lima kali sejak perang dimulai. Sekolah ini menampung sekitar 12.000 orang terlantar, terutama wanita dan anak-anak," ujar UNRWA menambahkan.

ADVERTISEMENT

Sementara sebelumnya pada Rabu, militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa mereka melakukan serangan terhadap pusat komando dan kendali di Nuseirat di Gaza tengah, yang dikatakan dioperasikan oleh faksi militan Palestina Hamas.

Kantor media pemerintah mengatakan serangan Israel tersebut menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk anggota staf UNRWA.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada Reuters pada hari Rabu, bahwa kurangnya akuntabilitas atas pembunuhan staf Perserikatan Bangsa-Bangsa dan pekerja bantuan kemanusiaan di Gaza "sama sekali tidak dapat diterima."

Militer Israel mengatakan bahwa mereka telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko bahaya bagi warga sipil. Militer Israel mengklaim bahwa setidaknya sepertiga dari korban tewas warga Palestina di Gaza adalah militan. Mereka menuduh Hamas menggunakan warga sipil Palestina sebagai tameng manusia. Hal ini telah dibantah Hamas.

Perang di Gaza terjadi sejak 7 Oktober lalu ketika Hamas menyerang Israel, menewaskan 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang, menurut penghitungan Israel. Serangan-serangan Israel berikutnya di Gaza telah menewaskan lebih dari 41.000 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan wilayah Gaza yang dikuasai Hamas.

(whn/fas)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads